Is It Too Much To Ask?
Dear Tuhan, semakin hari pertemuan kita semakin intens yah.
Tidak hanya di lima waktu, tapi telah bertambah menjadi tujuh. Dan setiap hari
list doaku selalu sama: mudahkan, lancarkan, kuatkan. Tidakkah kau bosan
mendengarnya? Hingga suatu ketika pikiran picikku melintas, ah buat apa meminta
toh Tuhan sudah tau apa mauku. Tapi aku mendadak takut kalau-kalau kau terlalu
sibuk dan catatan doaku hilang terselip diantara doa-doa lain. Lagi-lagi aku
kembali padamu di pukul dua, masih dengan permohonan yang sama. Jaga-jaga bila
mungkin Kau bosan, maka aku beri sedikit variasi di list doaku: tolong jodohkan
aku dengan lelaki baik, karena aku takut.
Tuhan, silahkan tertawa karena ketakutanku. Mungkin Kau
berprasangka aku tidak percaya sepenuhnya pada takdirmu. Tidak, bukan itu. Tapi
bolehkan aku tetap takut?
Kau yang maha tau bagaimana caraku melihat, begitu banyak
lelaki jahat disekitarku. Kau juga yang maha mengerti, bagaimana rasanya
dikhianati saat aku sedang terjatuh.
Dear Tuhan, kuatkan anak kecil ini, dia masih begitu polos.
Kuatan dia yang dengan kepolosannya, telah paham bagaimana sakitnya perpisahan
dan betapa dinginnya kesepian.
Tuhan, bolehkah anak kecil ini meminta? Kelak, berikan sosok
ayah dan kakak lelaki yang begitu menyayangi gadis kecilnya. Lengkapilah lelaki
baikku dengan itu. Aku ingin sekali tau bagaimana rasanya.
Balaskan sabarku saat ini dengan cinta yang ku pinta itu
dimasa depan, cinta yang bahkan sampai detik ini tak ku ketahui seperti apa.
Jadi Tuhan, tolong dengan sangat, berilah akhir yang baik.
Mudahkan, lancarkan, kuatkan.
No God, I don’t ask for a lighter rain, I ask
for better umbrella, is it too much to ask?